Manusia Secitra Dengan Allah



20160927_083800.jpg20160925_082727.jpg20160925_122129.jpg












BERBICARA
Salah satu contoh bentuk manusia secitra dengan Allah adalah berbicara atau berkomunikasi. Kita berbicara dengan teman, dan keluarga kita dengan berbagai cara. Bahkan saat ini sudah ada banyak media sosial yang dapat memudahkan komunikasi kita dengan orang-orang yang jauh.
Kita dapat dengan mudah dan cepat menghubungi teman kita yang berada di luar negri. Orangtua dapat dengan mudah mengecek kabar anak mereka yang merantau. Kita juga dapat mengetahui berbagai informasi terbaru dengan cepat melalui berbagai media. Semua itu adalah bukti bahwa komunikasi antar manusia sangatlah penting .
Namun bagaimana dengan hubungan komunikasi kita dengan Allah ? Sebenarnya secara tidak langsung Allah juga berkomunikasi dengan kita. Terkadang kita tidak menyadari bahwa Allah sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan kita. Kita sering mengabaikannya dan tidak peduli.
Bevel: Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami yakni hal-hal yang tidak kauketahui.  (YER 33:3)

Berbagai cara dapat Allah lakukan untuk berkomunikasi dengan kita. Dapat melalui orang lain, melalui kata-kata dari buku yang kita baca, atau kata-kata motivasi yang kita temukan, juga dapat melalui para motivator dunia. Ada begitu banyak cara Allah untuk berkomunikasi dengan kita. Kita juga memiliki banyak cara untuk dapat berbicara dengan Allah. Berdoa, bernyanyi, menari, menulis surat, dan banyak cara lain yang diajarkan berbagai agama.
Bevel: Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami yakni hal-hal yang tidak kauketahui.  (YER 33:3)
Namun saat ini media sosial mendekatkan yang jauh, tapi menjauhkan yang dekat. Apakah media sosial juga menjauhkan kita dari Allah ?
                                                                                                                        Sandy Bachtiar  XG/24



20160930_064702.jpg

MENYIRAM TANAMAN
Flowchart: Predefined Process: Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah di potong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkannya supaya ia lebih banyak berbuah. (YOH 5:1-2)
Bentuk lain manusia secitra dengan Allah adalah saat menyiram tanaman. Kita manusia menyirami, dan merawat tanaman agar tanaman itu dapat tumbuh dengan baik dan akhirnya menjadi tanaman yang indah. Berbunga, berbuah, dan memiliki keharuman yang kita sukai.
Allah juga begitu. Ia menyirami tanaman dengan cara menurunkan hujan. Mungkin, tujuannya juga sama dengan kita manusia. Allah ingin merawat dan menikmati keindahan karya-Nya. Tapi menurutku, Tuhan juga merawat tanaman itu agar dapat kita nikmati keindahannya dan kita manfaatkan dengan baik. Seperti bunga liar yang sebenarnya kalau kita perhatikan juga indah. Juga hutan luas yang ada di Indonesia, untuk kita manfaatkan demi kemajuan dan kebaikan kita. Hanya saja, kita sering salah menggunakannya dan malah menyia-nyiakannya.
Juga, tanaman dapat digambarkan sebagai kita, dan Allah sebagai penyiram tanaman. Allah merawat dan menjaga kita agar kita dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang baik juga. Namun, ada beberapa dari kita yang meski sudah dirawat dengan baik tetap tumbuh dengan tidak memuaskan dan tidak menghasilkan buah yang baik. Jadi seperti di kitab suci, maka Allah akan memangkas kita. Seperti kita juga akan menebang pohon yang tidak pernah berbuah.
                                                                            
                                                                                                                       Sandy Bachtiar XG/24

0 komentar:

Posting Komentar