Miracle



Hai, aku mau cerita nih. Pendek aja sih. Sesuai judul, aku mau cerita miracle yang aku alamin dalam waktu dekat ini… Gak terlalu spesial sih, tapi buatku, ini itu miracle. Meskipun ternyata bukan, biarlah. Aku akan tetap bersyukur akannya.
Jadi seperti yang kalian baca di artikel sebelumnya, ini adalah blogku yang ke-2 dan blog pertama tidak bisa dibuka. Saat aku cek lagi, tiba tiba blognya sudah terbuka dan dengan tema yang kuganti. Wah, keren deh.. Aku seneng banget waktu tau blogku bisa dibuka lagi.
Langsung deh aku chat guruku dan mengirim kedua alamat blogku. Tapi, aku tetep aja usil. Aku mencoba lagi merubah tema blogku yang pertama. Aku merasa belum berani mengubah tema blog keduaku karna aku takut nanti tak bisa dibuka lagi.
Jadi, aku akan bereksperimen saja di blog pertama baru aku mencobanya di blogku yang kedua. Aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama lagi. Dan kutemukan kesalahanku. Alasan kenapa blognya tidak bisa dibuka, dan bagaimana blogku bisa kembali.
Pertama, alasan blogku tidak bisa dibuka adalah karena jenis filenya! Jenis file tema itu seharusnya .xml tapi aku memasang tema dengan file .rar atau apalah itu. Yang jelas jenisnya salah. Jadi, blog itu tidak bisa memproses temanya. Dan, hilanglah sudah.
Yang benar, kalau jenis filenya bukan .xml kita tetap bisa memasangnya, tapi kita harus meng-extract dulu file itu di laptop/komputer kita. Maka file itu akan berubah ke .xml dan dapat kita pasang. Jika file sudah berbentuk .xml tapi blog masih error, cobalah untuk menutup tab dulu lalu membukanya lagi. Jika masih tidak bisa, mungkin memang belum rezeki kalian.
Kedua, bagaimana blogku bisa kembali adalah karena aku stress dan mulai tidak peduli dengan blogku dan mengacau. Aku mengestrak filenya lalu aku buka. File itu hanya bisa dibuka dengan browser Internet Explorer. Dan lemotnya, gak nahan.
Aku copy  semua tulisan dari IE dan lalu aku paste di Edit HTML di menu blog bagian Template. Dan yah, sepertinya aku menghancurkan semuanya. Lalu aku baru meng-extract filenya, lalu aku copy-paste lagi. Dan masih tidak bisa dibuka. Akhirnya ya aku membuat blog baru karna sudah tidak tahan.
Dan kemudian saat aku cek, miracle itu terjadi. Terima Kasih Tuhan.
Karna aku tak yakin keajaiban itu akan terjadi tanpa restu Tuhan. 
Oke, itu aja. Maaf kalau ada kata-kata yang salah ketik dan tidak berkenan. Maklum, ketikan buru-buru. hehehe.
Sekian. Terima Kasih Telah Membaca ^-^

# Kalau kalian melihat blogku sudah berfariasi, artinya aku berhasil. Dan semua berkat blogku yang pertama. Thanks.

Permintaan Maaf Untuk Kawanku



Aku punya seorang teman, sebut saja dia Anna. Saat itu kami baru masuk SMP. Kami tidak bersekolah di SD yang sama, jadi kami belum saling mengenal. Saat MOPDB / MOS, kami ada di kelompok yang sama. Sepertinya dia anak yang biasa saja. Dia mau bicara, dan kurasa tak ada masalah dengannya.
Memang sih, dia agak pendiam, tapi kupikir dia takkan ada masalah karna kupikir umum kalau seseorang agakpendiam saat belum mengenal teman-temannya. Aku sih, berusaha santai saja dengannya. Kelihatannya dia anak yang baik.  Ah, aku hampir lupa memberitau kalau aku juga sekelas dengannya. Di kelas 7c.
Selain dengannya, aku juga sekelas dengan teman baikku di SD yang bernama Kanya. Langsung saja aku janjian dengan Kanya untuk duduk bersama. Di hari-hari terakhir MOS, Anna bertanya apakah aku bisa duduk dengannya. Aku menjawab kalau aku tidak bisa, karna aku sudah janjian dengan Kanya.
Saat aktifitas pembelajaran dimulai… barulah aku tau sifat Anna. Ntah apakah itu karna dia memang seperti itu, atau karna dia merasa minder. Anna sangat pendiam. Dia tidak mengobrol dengan teman-teman yang lain.
Kalau ditanya atau diajak bicara, dia sih menjawab. Tapi, suaranya sangat pelan sampai kadang yang mengajaknya bicara kesulitan mendengar jawabannya. Baru pertama kali aku bertemu dengan seseorang yang memiliki sifat seperti ini. Ingin aku menolong. Tapi… bagaimana?
Terkadang dia kusapa dan kuajak bicara. Tapi, ntahlah, mungkin aku terlalu hyper-active atau apa. Dia masih saja menjawab dengan suara sangat pelan. Lama-lama anak laki-laki jadi berani mengusilinya. Itulah kesalahannya. Dia tidak mau bergaul sehingga orang sulit untuk membelanya.
Aku tak tau banyak tentang yang dilakukan anak laki-laki pada Anna. Karna aku juga jarang bersamanya. Ah, bagimana cara menolongnya? Aku bingung. Berbagai cara sudah kucoba. Bicara dengan nada ceria, bicara biasa saja, bertanya kenapa dia sangat diam, dan banyak.
Kucoba dan ntah kenapa dia masih tetap tidak berubah. Kalau begitu terus, anak laki-laki kan akan jadi semakin nakal padanya. Ah, ntahlah. Bicara dengannya sangat sulit. Kalau dia tidak mau diajak bicara, lalu bagaimana lagi?
Satu-satunya yang kubisa ya bicara dengan anak laki-laki agar tidak mengganggunya. Tapi, aku bisa apa? Kalau Anna tidak mau bicara dan melawan, mereka takkan menyerah mengganggunya. Aku pernah berkata “kalau kamu gak mau ngomong, nanti mereka akan lebih nakalin kamu.”
Aku ingin dia punya kemauan untuk berhenti pasrah pada nasib. Aku ingin dia berhenti diam dibawah tawa mereka yang menghinanya. Aku ingin dia bangkit dari tempat dia terlalu lama terkubur. Aku ingin melihat Anna dengan semangat dan senyuman. Ya, Anna tak pernah tersenyum.
1 tahun berlalu, semua sia-sia. Dia tak berubah dan masih terdiam dalam kepasrahan. Membiarkan waktu semakin menggerogotinya dan membuatnya semakin tak berdaya. Mungkin orangtuanya mengatakan hal yang sama yang dikatakan orangtuaku padaku.
Mereka berkata “kalau mereka ngusilin kamu, kamu diemin aja. Nanti kan juga lama-lama mereka capek ngusilin kamu.” Tapi itu SALAH! Mereka tidak berhenti. Kediaman dan kepasrahan membuat mereka semakin berani bersikap usil, dan makin menghinamu.
Mungkin mereka akan berfikir “dia takkan bisa apa-apa. Karna itu aku akan mengusilinya. Dia tak berdaya.” Anna, apa kau tidak sadar kalau mereka menertawaimu? Mereka senang kalau kau terus terdiam dan terus menjadi lemah. Kapan kau akan menyadarinya?
Aku tau bukan salah Anna dia seperti itu. Aku tau kalau mungkin dia minder atau apalah. Dan aku tau kalau sikap anak laki-laki membuatnya lebih terpuruk. Tapi mau sampai kapan dia seperti itu? Mau berapa lama dia mengandalkan punggung seseorang untuk berlindung?
Di kelas 8, aku tak sekelas dengannya. Tapi, tiap pagi kalau sempat, aku menyapanya. Dan ya… tak ada jawaban sama sekali. Dia hanya melihatku dan terdiam. Padahal, aku sudah tersenyum lebar padanya dan berkata “Anna, Selamat Pagi” dengan ceria.
Apa keceriaanku tak dapat membuat harinya jadi lebih indah juga? Dengan waktu bertemu yang terbatas, aku tak bisa melakukan banyak. Dan, lama-kelamaan teman-teman di kelas Anna yang awalnya sudah berusaha membantunya agar bangkit jadi putus asa dan menyerah. Mereka beranggapan kalau Anna takkan bisa berubah. Kesendirian dan kebisuan telah mengurungnya sehingga dia tak dapat keluar.
Apa dia jadi seperti itu karna aku menolak duduk dengannya? Apa itu kesalahanku? Aku memikirkannya saat aku melihatnya. Apa semua karna aku? Disaat bersamaan aku merasa marah dan bersalah.
Marah karena dia sangat menyebalkan. Sudah banyak teman berusaha merubahnya. Tapi kenapa… kenapa dia begitu TIDAK INGIN BERUBAH? Kenapa dia terus menerus menolak semua bantuan yang diberikan secara tulus untuknya?
Mungkin aku agak tega, tapi aku seperti melihatnya akan jatuh ke jurang dan hanya berpegangan pada sebatang pohon yang menahannya dan pohon itu akan segera jatuh juga. Banyak orang mengulurkan tangan untuknya. Banyak tali terulur untuk menariknya. Dan dibawah, banyak buaya yang berusaha menariknya agar terjatuh.
Kenapa? Kenapa Anna tak mau mengambil tali itu? Tali itu ada tepat di sebelahnya, tepat di atasnya, tepat di depan wajahnya, dan bahkan sangat dekat dengan tangannya. Dia hanya perlu meraihnya. Kenapa??? Lama kelamaanpun, tali tali itu mulai ditarik kembali. Mereka merasa usaha mereka sia-sia. Dan bahkan mungkin ada yang marah karna Anna menyia-nyiakan bantuan mereka.
Kudengar, kalau dirumah dia ceria dan bahkan bisa berteriak. Itu artinya, selama ini dia memakai topeng ke sekolah? Menyembunyikan dirinya sediri. Tapi, sampai kapan? Mau berapa lama dia memakai topeng itu? Apa dia tak lelah? Kenapa dia memakai topeng itu?
Kalau aku berteman, aku menerimanya seperti apa dia. Dia kawanku, kalau dia baik padaku, aku akan baik padanya. Dia ramah padaku, aku ramah padanya. Tapi… Anna… Aku sudah ramah, aku sudah baik, dan bahkan aku sudah marah padanya. Aku marah pada Anna.
Tearkhir aku bilang “Kalau kamu tidak mau ditolong, aku menyerah. Terserah kamu. Aku udah berusaha menolong kamu tapi kamu tetep aja kayak gini.” Saat itu aku marah, karena kasih. Aku ingin sekali dia berubah… Aku sangat ingin dia bangkit dari kesendirian dan keterpurukan. Aku ingin dia berubah jadi lebih baik.
Sudah kutunjukkan berbagai kasihku padanya, tapi kenapa dia tidak mengerti. Aku bukan tidak peduli. Aku bukannya meninggalkannya. Aku hanya bersembunyi. Aku ingin dia mencari. Aku ingin dia bisa berdiri dengan kakinya sendiri.
Aku memang putus asa, aku akui itu. Tapi bukan berarti aku berhenti mengasihi kawanku Anna. Aku hanya ingin melihat. Karna aku bukanlah satu-satunya bintang di langit. Aku ada, aku hanya meredupkan sinarku, agar Anna dapat melihat bintang lainnya dengan lebih jelas.
Dan Anna kawanku… Jika ntah kapan kau membaca ini, aku ingin minta maaf untuk kesalahanku dalam menghadapimu, Dan aku minta maaf karna aku mungkin terlalu cepat menyerah. Dan, aku bahkan gagal menjadi seorang teman bagimu. Aku menyesal kalau aku menyerah terlalu cepat. Tapi, aku sudah merasa cukup. Sudah saatnya bintang lain menyinari malammu. Maafkan aku jika aku tak cukup terang untukmu.
Tolong, kau jangan jatuh. 

Semua nama tokoh sudah diganti. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan atau kata-kata yang kurang berkenan.
Itu aja kali ini. Terimakasih  telah membaca.




Cerita Pembuatan Blogku




Jadi, sebenernya udah lama aku sering coba-coba bikin blog. Karena kata sepupuku yang jadi kakak kelasku, di kelas 8 atau 9 akan ada tugas membuat blog. Awalnya sih hanya coba-coba saja. Tapi, sudah berkali-kali mencoba, selalu gagal.
Kadang kalau berhasil, aku lupa password. Susahnya bukan main. Tapi ya… Aku terus terusan mencoba-coba. Ntah sudah berapa blog yang aku buat. Dan bagusnya, aku udah lupa semua, yeay!!!
Saat di kelas sembilan… Sepupuku benar (dia selalu benar dong). Guruku memberi tugas membuat blog  dan mengisinya dengan artikel karyaku sendiri. Aku langsung tau kesalahanku dalam pembuatan-penbuatan blog sebelumnya.
Aplikasinya! Aku menggunakan aplikasi yang berbeda dengan yang diajarkan guruku. Huh, ternyata membuat blog itu sangat mudah dan simpel. Kita hanya butuh email agar bisa log-in. Ntahlah, aku ada dalam perasaan kesal, sekaligus senang, dll.
Di rumah, aku mencoba membuat blogku sendiri. Awalnya aku kebingungan saat memilih alamat blog. Ntah kenapa, aku hanya tidak mau menggunakan nama asliku untuk dijadikan alamat blog. Jadi, aku searching di google, membuka banyak blog, dan membaca banyak nama yang sangat aneh-aneh.
Ah… Lama-lama lelah juga mencari. Tapi, tetap tak ada yang membuatku merasa kalau aku telah menemukan nama yang tepat. AKhirnya, aku memutuskan untuk mengarang nama sendiri. Tapi, kalau pakai baha Indonesia akan terlalu kentara kan? Jadi aku memakai GOOGLE TRANSLATE.
Ntah aku yang terlalu rumit atau kenapa… Aku mentranslate dari Inggris ke Latin -_- Kenapa tidak Indonesia ke Latin? Ntahlah, aku juga baru kepikiran sekarang. Kenapa Latin? Karena kebanyakan nama-nama yang kudengar di pelajaran pasti berasal dari bahasa Latin. Jadi, aku ingin aja mencoba memakai bahasa latin.
Akhirnya, aku mencoba mengarang nama. Setelah mendapatkan hasil translate-nya, menurutku tak buruk juga. Jadi, aku memutuskan untuk memakai nama yang kubuat itu. Eits, jangan salah sangka. Aku juga mencoba sekitar 4-5 kali untuk mendapatkan nama itu. Karena, kebanyakan nama jadi aneh kalau dibuat jadi Latin.
Setelah Blog-ku selesai, aku mengepost dua artikel yang sudah kubuat sebelumnya di Microsoft Office Word. Selesai sudah tugasku. Sebenarnya, satu artikel saja sudah cukup sih… Tapi, kalau ada 2, kenapa nggak (?) Males juga kalau ngepost sedikit sedikit.
Lalu, aku berfikiran untuk mengganti tema blogku. Karena blog sepupuku SANGAT TERAMAT SANGAT KEREN! Temanya keren, ada animasinya, ada jamnya, ada lagunya, kursornya unik, dan artikelnya bagus-bagus. Aku jadi ingin juga punya blog seperti miliknya. Pasti keren banget kalau aku juga bisa membuat blog seperti miliknya.
Aku lalu browsing di google mencari tema blog yang sesuai kemauanku. Setelah mendapatkannya dan aku download, aku mencari lagi di google cara menerapkannya. Aku ikuti semua langkahnya dan… AKU GAGAL! Uh, deg degan banget rasanya. Aku takut banget blogku hilang.
Benarlah perkiraanku. Ntah kenapa blogku tak bisa dibuka. Di pemberitahuannya ada tulisan kalau ada komentar spam atau apalah, aku tak terlalu mengingatnya. Uh! Sebel banget rasanya. Padahal aku sudah sampai sejauh itu.
Aku mencari lagi di google berbagai cara agar blogku bisa kembali. Semuanya nihil. Tak ada yang bisa kulakukan. Katanya sih harus men-copy bahasa program di Internet Explorer lalu di Paste. Tapi, lemotnya internet explorer itu… GAK NAHAN BANGET!
Gak tahan. Aku memilih untuk mengikhlaskan blogku seperti yang sebelum sebelumnya. Berdoa guruku akan dapat mengembalikannya nanti. Mau bagaimana lagi? Ilmuku dalam hal per-blog-an belum cukup untuk situasi seperti ini.
Lalu, aku membuat blog baru agar aku tetap mendapat nilai tugas. Dengan nama yang mirip-mirip sih seperti yang pertama. Dan lalu, kuisi dengan artikel yang sama juga.  Tapi, aku tidak berani lagi mengganti tema atau apapun.
Yang penting aku sudah mengerjakan tugasku. Yang penting aku sudah mencoba.
Dan… Aku mendapat pengalaman baru untuk di antisipasi.
Inilah blogku yang kedua. Jadi, untuk membuat blog ini, perlu banyak perjuangan dan stress…
Kriting rasanya tanganku. Mengetik terus. Oke, aku sudahi saja cerita pembuatan blogku. Semoga menambah wawasan kalian dan agar kalian berhati-hati membuat blog. Tanyalah orang yang lebih tau agar lebih meyakinkan.
Sekian. J

Bully




Pada zaman sekarang, ada 4 orang sahabat bernama Alex, James, Doni, dan Marko. Mereka duduk di kelas 2 SMA. Meskipun mereka murid yang tergolong gaul, tapi mereka bukanlah murid yang nakal. Mereka selalu saling menolong saat pelajaran. Pokoknya, mereka sudah seperti saudara.
Suatu saat, Marko datang dengan wajah lesu dan serba acak acakan. “woy, kenapa lo? Lesu amat hari ini? Gak ngerjain PR ya…” Kata Alex menyapa. “Ah, gakpapa. Gua kayaknya kurang tidur deh, jadi ngantuk banget. BTW, Hari ini gaada PR woy!” Seru Marko sambil mendorong pundak Alex dengan pelan. “Haha… Iya, gua kan bercanda doang bro. Sini gua bawain tas lo. Kasian gua liat lo” Kata Alex sambil mengambil tas Marko dan lari.
Seharian itu, Marko terlihat sangat lesu dan tanpa semangat. “Lo napa mark? Gaada semangat banget hari ini.” Kata Doni menghampiri Marko saat pulang sekolah. “Ah, kagak Don. Gua gapapa. Biasa lah, duit. Tanggal tua.” “Lo mau ikut gua gak? Biar lo gak bad mood mulu.” Kata Doni sambil merangkul Marko. “Kemana?” Marko penasaran. “Ikut aja.” Doni meyakinkan.
Lalu akhirnya Marko ikut dengan Doni. “Kita ngapain ke pinggir jalan gini don?” Marko makin bingung. “Lo disini aja diem. Liat gua” Lalu Doni pergi, dia berdiri di tengah jalan. Beberapa menit kemudian, ada 3 anak SMP sedang berjalan.
Lalu, Doni menghampiri mereka. Ntah dia berbicara apa, lalu ketiga anak itu menyerahkan sejumlah uang pada Doni. Marko langsung kaget dan menghampiri Doni. “Woy! Apa apaan lo?!” Kata Marko marah. “Santai bro, santai. Ini kan buat lo juga.” Kata Doni menyerahkan uang itu. “Tapi ini mah namanya malak! Gila lo.” Kata Marko menolak uang itu.
“Kagak, gua minta baik baik ke mereka, kok. Ya kan dek?” Kata Doni sambil tersenyum pada ketiga anak SMP itu. Mereka hanya mengangguk lalu pergi. “Gila lo don! Balikin sanah!” Marko membentak. “Ini kan buat lo! Lo kan butuh uang. Ya gua kasih solusi. Nih!” Kata Doni sambil memberikan paksa uang itu ke Marko.
“Emang gak banyak, namanya juga anak SMP.” Kata Doni sambil berjalan pergi. Marko lalu memandangi uang itu. Dia tidak tega dengan anak SMP itu, tapi dia juga membutuhkan uang itu. Jadi, dia memilih untuk menyimpan uang itu.
Keesokan harinya… “Thanks ya bro. Tapi, uangnya masih kurang.” Kata Marko pada Doni. Doni langsung mengerti maksud kawannya itu. Pulang sekolah, mereka pergi menunggu anak SMP lagi di jalanan dekat SMP yang katanya muridnya kaya.
Kejadian itu terus menerus berulang sampai beberapa minggu. Lama-lama mereka berdua bosan dan uang yang mereka dapat juga hanya sedikit, jadi mereka mulai meminta uang dari adik kelas mereka. Tentu pada awalnya banyak yang menolak. Tapi, lama kelamaan Marko dan Doni makin liar. Mereka makin berani mengancam atau bahkan memukul adik kelas mereka.
Pada suatu siang, Alex dan James sedang jalan bersama. “Kenapa si Doni sama Marko udah jarang sama kita ya ?” tanya Alex penasaran. “Iya nih. Pulang sekolah mereka langsung ngilang gitu aja…” Kata James juga. “eh, James! Gua lupa. Gua kan disuruh ngambil alat peraga di lab IPA. Temenin gua dong.” Kata Alex sambil menarik tangan James. “ah… Iya deh iya.” James mengikut.
Mereka berdua berlari ke lab IPA yang kelihatan sepi. Saat mereka membuka pintu… Mereka terkejut bukan main. Mereka melihat Doni dan Marko sedang dengan kejam memukuli dan menendang seorang adik kelas yang kelihatan masih snagat polos. Langsung saja Alex dan James berlari dan menghalangi Doni dan Marko memukuli mereka.
“Eh, kalo kalian emang temen kita minggir kalian berdua! Sekarang!” Kata Marko mengancam. “Gak! Gila lo! Ini adek kelas kita. Bisa-bisanya lo ngebully dia kayak gini!” Kata James melawan sambil menghalangi Marko yang mau memukul adik kelasnya lagi. “Gimana kalo lo gabung aja James? Lumayan kan kita bisa dapet uang jajan lebih.” Bujuk Doni.
“Gak! Sinting lo berdua! Kebangetan banget sama adek kelas. Lex! Panggil guru. Sekarang!!!” Kata James sambil mendorong Alex ke arah pintu. “Gak! Lo gimana James?” Kata Alex menolak. “Lo jangan cemen gitu! Cuma gua suruh panggil guru lo kayak gitu! Ga gakpapa! Sanah pergi!” Kata James mengusir.
Alex tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia berlari secepat mungkin ke kantor guru. Dengan tergesa-gesa, Alex menjelaskan semuanya pada guru di kantor. 3 guru langsung berlari ke lab IPA untuk menghentikan hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sesampainya di lab IPA, mereka hanya menemukan James dan si Adik kelas yang babak belur. Para guru langsung membawa mereka ke UKS dan pergi ke rumah Doni dan Marko. Tapi, mereka tidak ada di rumah. Para orangtua kedua anak itu tentu saja sangat terkejut. Setau mereka, anak mereka bersikap dengan baik dan normal di rumah.
Setelah 2 bulan, Marko dan Doni ditemukan pingsan di depan gerbang sekolah. Wajah mereka acak-acakan dan tidak karuan. Setelah diobati dan siuman, mereka menangis. Mereka bercerita kalau mereka lari dan kabur. Lalu, mereka berghabung ke sebuah geng. Tapi di geng itu, mereka tidak hanya membully. Mereka membunuh, bahkan wanita yang tidak bersalah.
Lama kelamaan mereka berdua tidak tahan. Lalu, mereka kabur. Tapi ketua geng itu berhasil menemukan mereka dan mengejar mereka. Mereka berlari dan berlari sampai ke sekolahan, tapi saat itu sudah malam dan tak ada satpam. Jadi mereka tertangkap dan lalu dipukuli habis-habisan. Mereka sangat menyesali perbuatan mereka. Mereka tidak mau lagi melakukan hal yang seperti itu karna mereka melihat, seorang Ibu yang menangis karna anaknya dibunuh di depan matanya, karena tidak bisa membayar hutang anaknya pada geng itu.

Jadi, buat kalian semua para penerus bangsa… SAY NO TO BULLYNG.
Masih ada waktu untuk berubah. Jangan sesali masa muda kalian nanti.
Buatlah masa muda kalian seru, ceria, dan punya makna.