Nasihat Paus Fransiskus Untuk Orang Muda



Hey,
Ini adalah terjemahan dari artikelku sebelumnya. Aku mau berbagi sedikit pengalamanku saat aku ada di Italy.
Pada tanggal 4-10 Agustus 2015, Aku mengikuti acara 1 Abad EYM di Italy. Aku bertemu dengan banyak teman baru dan aku juga mendapat beberapa pengalaman yang tak terlupakan bersama mereka. Salah satunya adalah saat aku bertemu dengan Paus Fransiskus. Yap, Aku bertemu dengan Paus Fransiskus pada tanggal 7 Agustus 2015. Aku tidak bisa memeluk atau menyentuh Paus. Tapi, aku harap suatu saat nanti aku dapat memeluk, mengobrol, dan bahkan mendapat berkat darinya. Pasti hal itu akan menakjubkan banget.
Kembali ke topic awal. Aku melihat Paus dari kejauhan. Tapi tetap saja, rasanya menakjubkan karena aku dapat melihatnya. Bukan dari TV. Tapi dengan kedua mataku. Dan, aku menangis. Aku tidak bisa berhenti menangis karena bagiku hal itu adalah pengalaman yang sangat menakjubkan. Dia adalah Paus! Aku tidak bisa bilang apa-apa. Yang aku lakukan hanya menangis dan menangis.
Disamping itu, ada beberapa orang muda yang sangat beruntung yang bisa bertanya pada Paus Fransiskus dan mereka bisa bersalaman, dan bahkan memeluk Paus. Sebenarnya, aku cemburu. Tapi tetap saja, aku ikut senang untuk mereka.
Aku sudah mendapatkan teks inggris tentang apa yang dikatakan Paus Fransikus pada mereka. Dan aku ingin membaginya pada kalian. Agar kalian dapat merasakan nasehatnya yang menakjubkan.
Nah, inilah dia. Nasehat Paus Fransiskus untuk kita sebagai genrasi muda.
Ada dua kata di awal pertanyaan, yang mengena padaku, dan kata-kata itu adalah kata-kata yang satu hidup dalam kehidupan sehari-hari, kedua hidup dalam kehidupan sosial dan keluarga. Kata-katanya adalah “ketegangan” dan “konflik”. Magat Diop berbicara tentang “ketegangan” dalam hubungan berkeluarga, dan Gregorius Hanzel bicara tentang “konflik”. Konflik. Mari kita pikir, apa jadninya sebuah kehidupan sosial, hubungan berkeluarga, dan pertemanan tanpa ketegangan dan konflik? Apa kau tau akan seperti apa jadinya hal itu? Sebuah kuburan. Karena hanya dalam benda mati tidak ada ketegangan dan tidak ada konflik. Saat ada hidup, disana ada ketegangan dan disana ada konflik. Kerna hal ini maka dibutuhkan untuk mengembangkan konsep ini dan mencari ketegangan sesungguhnya dalam kehidupanku, bagaimana mereka muncul, karena keteganganlah yang mengatakan Aku hidup; dan seperti apa konflik itu. Hanya di Surga mereka tak ada! Kita semua akan bersatu dalam damai dengan Yesus Kristus. Dan setiap orang harus mengenali ketegangan dalam hidup mereka. Ketegangan membuat seorang berkembang, hal itu membangun keberanian. Orang muda harus memiliki sifat berani ini. Orang muda tanpa keberanian adalah orang muda yang “layu” dan adalah orang muda yang tua. Terkadang aku berfikir untuk mengatakan kepada orang muda: “Tolong, jangan pensiun!”. Karena mereka orang muda yang pensiun pada usia 20. Semuanya terjamin dalah hidup, semuanya tenang tak ada “ketegangan”.
Sudah jelas bahwa tidak ada ketegangan dalam keluarga. Bagaimana cara menyelesaikan ketegangan? Dengan dialog. Saat ada perbincangan dalam keluarga, saat ada ruang untuk membicarakan isi pikiran setiap orang, ketegangan dapat diselesaikan dengan snagat baik.
Bermimpilah, bermimpilah… Kau tidak seharusnya takut dengan ketegangan. Tapi kau juga harus berhati-hati, karena kalau kau menykai ketegangan demi ketegangan, hal ini akan meruguikanmu dan kau akan menjadi orang muda yang suka menentang dan negatif, seeseorang yang suka membuat ketegangan. Tidak, bukan seperti ini. Ketegangan dapat membantu kita melangkah menuju keharmonisan, tapi sebuah ketegangan membuat keharmonisan yang memimpin kita menuju keharmonisan lain yang lebih harmonis dari sebelumnya.
Untuk menjelaskannya dengan lebih baik; pertama, jangan takut pada ketegangan, karena mereka membuat kita berkembang; kedua, selesaikan ketegangan melalui dialog, karena dialog menyatukan, entah dalam keluarga, atau dalam pertemanan, dan jalan akan untuk dijalani bersama, tanpa kehilangan identitas masing-masing; ketiga, jangan terlalu terikat pada ketegangan karena hal itu akan merugikanmu. Apakah seudah jelas? Ketegangan membuat kita berkembang, ketegangan diselesaikan melalui dialog, dan berhati-hatilah agar tidak terlalu terikat pada ketegangan, karena pada akhirnya hal itu menghancurkan. Aku sudah mengatakan kalau orang muda yang hanya hidup dalam ketegangan adalah orang muda yang sakit. Hal ini harus diperjelas.
Gregorius bicara tentang konflik: konflikdalam kehidupan sosial seperti di Indonesia, dimana masing-masing orang memiliki keragaman budaya. Konflik Sosal. Konflik juga bisa menjadi hal yang baik bagi kita, konflik membuat kita mengerti perbedaan, dan membuat kita mengerti kalau kita tidak menemukan jalan untuk menyelesaikan konflik ini, akan terjadi situasi perang. Konflik, agar ditangani dengan benar, harus ditujukan kepada kesatuan, dan dalam kehidupan sosial seperti milikmu (berbalik kepada orang muda yang menanyakan pertanyaan), yang terbuat dari budaya yang sangat banyak, harus mencari kesatuan tapi dengan menghargai identitas setiap orang. Konflik diselesaikan dengan menghargai identitas setiap orang. Saat kita melihat TV atau membaca koran, kita melihat konflik yang gagal diselesaikan, dan hasilnya adalah perang: satu budaya tidak menghormati yang lain. Mari kita pikir tentang saudara-saudara Rohingya kita: mereka diusir dari satu negara dan yang lain dan yang lain, dan dibawa ke lautan…. Saat mereka sampai di pelabuhan, mereka diberi air atau sesuatu untuk dimakan dan diusir ke lautan. Ini adalah konflik yang tidak dapat diselesaikan, dan ini adalah perang, hal ini disebut kekerasan, hal itu adalah pembunuhan. Itu benar: kalau aku berselisih denganmu dan aku membunuhmu, konfliknya berakhir. Tapi bukan seperti itu acaranya. Kalau banyak identitas – budaya, agama – tinggal bersama dalam satu negara, akan ada konflik. Hanya dengan saling menghargai konflik akan selesai. Ketegangan – dalam keluarga, pertemanan – aku berkata kalau dialog diperlukan untuk menyelesaikannya; konflik sosial yang sebenarnya, budaya juga, diselesaikan melalui dialog, tapi pertama dengan saling menghormati identitas setiap orang. Di Timur Tengah juga, kita melihat ada banyak orang yang tidak dihargai: tidak hanya dari identitas agama, sebagai contoh, yang dihasilkan dari kurangnya menghargai identitas orang lain. “ Tapi yang ini bukan Katholik, dia tidak percaya pada Yesus Kristus…” – “Hargai dia. Lihatlah kebaikannya. Lihat kedalam agamanya, dalam budayanya, betapa bernilainya dia. Menghargai.” Inilah bagaimana konflik diselesaikan dengan menghargai satu sama lain. Ketegangan – konflik termasuk ketegangan – dapat diselesaikan melalui dialog. Inilah bagaimana aku menanggapi pertanyaanmu, mengenai Indonesia.
PelĂ© Fan (Gadis Brazil) menanyakan pertanyaan ini: apa hal yang menjadi tantangan terbesar atau kesulitan yang telah dialami Paus Fransiskus dalam misi religiusnya? Aku akan berkata: selalu mencari kedamaian dalam Tuhan, kedamaian yang Yesus sendiri berikan padamu. Dalam bekerja, tugas, tentangannya adalah untuk menemukan damai yang berarti bahwa Tuhan menemanimu, bahwa Tuhan itu dekat. Dan ada juga tantangan lain: untuk mengetahui bagaimana membedakan damai oleh Yesus dari kedamaian lain yang tidak berasal dari Yesus. Apa kau mengerti? Ini adalah sesuatu yang harus kau pelajari dengan baik, dan minta pada Tuhan rahmat untuk tau bagaimana caranya membedakan damai sesungguhnya dan damai yang salah. Untuk membedakan. Ini adalah tantangan. Dan damai yang sesungguhnya selalu datang dari Yesus. Terkadang itu datang “terbungkus” dalam salib. Tapi Yesus yang memberikanmu damai dalam cobaan itu. Itu tidak selalu datang dalam bentuk salib, tapi damai sesungguhnya selalu datang dari Yesus. Malah, kedamaian jenis lain, jenis kedamaian yang palsu, kedamaian yang membuatmu bahagia, hal itu mengisimu sedikit tapi itu palsu, datang dari musuh, dari setan, dan hal itu membuatmu bahagia: “Aku senang, aku tidak khawatir dengan ini, aku ada dalam damai...”. Tapi di dalam, hal itu mengandung penipuan! Disini, dibutuhkan untuk meminta rahmat-Nya, untuk tau bagaimana caranya membedakan, untuk tau bagaimana caranya mengenali yang mana damai dari yesus dan yang mana damai yang datang dari musuh, yang menghancurkanmu. Musuh selalu menghancurkan: dia membuatmu percaya kalau caranya seperti ini lalu, pada akhirnya, dia meninggalkanmu sendirian. Karena ingat ini: Setan adalah pendoa yang miskin, dia tidak pernah membayar dengan benar! Dia selalu curang, dia adalah penipu! Dia menunjukkan padamu hal-hal sudah indah, dan kau percaya hal itu baik, kau percaya kalau hal itu akan memberimu damai; kau pergi ke sana dan pada akhirnya kau tidak mendapatkan kebahagiaan. Selalu mencari kedamaian yang berasal dari Yesus: ini adalah tantangan, sebuah tantangan yang aku hadapi, kita semua hadapi. Apa tanda dari kedamaian yang berasal dari Yesus? Bagaimana aku mengetahui kalau damai ini diberikan oleh Yesus? Tandanya adalah suka cita, suka cita yang mendalam. Setan tidak pernah memberimu suka cita. Dia memberimu sedikit hiburan sebuah “pantonim”, membuatmu senang sebentar, tapi dia tidak pernah memberikanmu suka cita itu. Suka cita yang bisa diberikan Yesus sendiri, dengan memberikanmu Roh Kudus. Tantangannya untuk kita semua – aku juga – adalah selalu mencari damai dalam Yesus; bahkan saat masa-masa kelam, tapi damai dalam Yesus. Dan untuk membedakannya dari kedamaian yang salah, yang pada akhirnya adalah kebohongan: hal itu berakhir dengan buruk dan tidak memberikan balasan yang pantas. Yesus adalah pendoa yang baik, dia membayar dengan benar: dia membayar dengan sangat baik dan benar!
Pin-Ju Lu bertanya padaku apahak aku melihat tanda-tanda kegembiraan yang nyata dalam gereja, pada abat ke-21. Tanda-tandanya ada disana: ini! (menunjuk pada orang muda di aula). Ini adalah tanda harapan, melihat orang muda seperti kalian yang percaya pada Yesus dalam Ekaristi, percaya kalau cinta lebih kuat dari kebencian, perdamaian itu lebih kuat dari peperangan, menghargai itu lebih kuat dari konflik, keharmonisan itu lebih kuat daripada ketegangan…. Ini adalah harapan, hal ini memberiku kegembiraan! Hal ini memmberi harapan, karena pertanyaan Pin-Ju Lu adalah : “Hal apa yang telah menjadi kegembiraan terbesarmu sejak kau menjadi seorang Paus?”, dan lalu tanda dari harapan atau tanda-tanda positif dikorbankan dimana ada sangat banyak peperangan di dunia ini. Kita ada dalam peperangan. Aku mengulanginya sangat sering kalau ini adalah perang dunia ketiga, sedikit demi sedikit. Kita semua dalam peperangan. Dan hal ini buruk. Tapi ada tanda-tanda harapan dan ada tanda-tanda kegembiraan.
Aku akan kembali kepada ungkapan Magat Diop, di awal, pada ungkapan dimana aku mengambil kata “ketegangan”: keluarga. “ketegangan dan kesulitan yang sangat kuat diantara dua generasi”. Aku ingin bertanya: siapakah yang merupakan dua generasi? Beritau aku: yang mana mereka? Aku bertanya karena aku melihat kalian semua diam. Kedua orangtua dan anak? Apa mereka merupakan dua generasi? Ya, ketegangandiantara Ibu dan Ayah dan Aku: faktanya aku ingin sesuatu karena aku pikir hidup itu seperti ini, dan mereka berfikir dengan cara yang berbeda…. Tapi masih ada generasi yang lain. Kenapa kalian belum bicara mengenai kakek dan nenek? Disini, aku akan mengatakan satu hal – tapi ini bukan untuk menegurmu – kakek dan nenek sangat mudah dilupakan pada masa ini. Sekarang sedikit berkurang, disini di Italy, karena setelah mereka tidak bekerja dan mereka mendapat uang pensiun, kau lihat, kakek dan nenek diingat! Tapi kakek dan nenek sangat mudah dilupakan. Kakek dan nenek adalah ingatan keluarga, ingatan sebuah negaram, ingatan keyakinan, karena itulah yang mereka berikan kepada kita. Kakek dan Nenek. Aku bertanya: Apa kau bicara dengan kakek dan nenekmu? (Mereka menjawab: “Ya!”) Apa kau bertanya pada kakek dan nenekmu: “Kakek, Nenek, seperti apa hal ini? Bagaimana kau melakukan hal ini? Apa yang biasanya kau lakukan?”. Tanya mereka, tanya mereka! Karena kakek dan nenek itu bijaksana, karena mereka memiliki ingatan kehidupan, ingatan keyakinan, ingatan ketegangan, mereka mengingat konflik…. Dan kakek dan nenek itu baik! Aku benar-benar suka bicara dengan kakek dan nenek. Aku akan menceritakan cerita jenaka. Pada hari yang lain, di alun-alun , saat pertemuan hari Rabu, aku berkeliling dengan popemobile (Mobil Paus), dan disana aku melihat seorang nenek yang sudah berumur: kau bisa melihat kalau dia sudah berumur! Tapi matanya memancarkan kegembiraan. Aku meminta mereka untuk menghentikan mobil dan aku turun, dan aku pergi menyapanya. Dan dia tersenyum. “Beritahu aku, nek: berapa usiamu?” --- “92” --- “Ah, kerja bagus, bagus! Penuh kegembiraan! Tapi katakan padaku resep untuk meraih usia 92 seperti ini”. Dan dia berkata padaku “Kau tau, Aku makan Ravioli!”. Dan lalu dia menambahkan: “Dan aku membuatnya sendiri!”. Ini adalah cerita jenaka untuk mengatakan padamu kalau menemui kakek dan nenek selalu merupakan kejutan. Kakek dan nenek selalu mengejutkan kita: mereka tau bagaimana caranya mendengarkan kita, mereka sangat membantu dalam menyelesaikan ketegangan biasa dalam keluarga. Jangan lupakan kakek dan nenekmu. Mengerti?
Louise: Dalam pengarajaran Yesus mengatakan: “Kau adalah temanku kalau kau melakukan perintahku”. Tapi dalam hubungan pertemanan ini apa kita juga harus mengharapkan perwujudan kehadirannya sebagai balasan?
Pertemanan selalu membutuhkan dua hal: Aku adalah temanmu dan kau adalah temanku. Yesus selalu menunjukkan dirinya sendiri --- Aku sudah bicara mengenai ini ---- dalam damainya. Kalau kau mencapai Yesus dia memberimu damai, dia memberimu kegembiraan. Saat kau bertemu Yesus, dalam doa, dalam kerja yang bagus, dalam pekerjaan saling menolong --- ada banyak jalan untuk menemukan Yesus --- kau akan merasakan damai dan juga kegembiraan. Ini adalah perwujudan, Louise. Itu seperti ini. Yesus mewujudkan dirinya dalam balasan ini. Tapi kau harus mencarinya dalam doa, dan dalam ekaristi, dalam kehidupan sehari-hari dalam tanggung jawab dengan tugas-tugasmu dan bahkan dalam orang yang sangat membutuhkan dan membantu mereka: Yesus ada disana!  Dia akan membiarkanmu merasakannya. Terkadang kau akan merasa kalau hal yang kau temukan hanya pada saat kau bertemu denga Yesus: takjub. Takjub saat bertemu Yesus. Bertemu Yesus: jangan lupa kata-kata ini, tolong. Bertemu Yesus!
Mari kita pikirkan hari itu (Yoh 1 : 35-42): Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: :Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), dimanakah engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “ Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat dimana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Hal itu seperti ini. Perjumpaan dengan Yesus memberimu ketakjuban. Itu adalah perwujudannya. Lalu hal itu brelalu, tapi hal itu meninggalkan kedamaian dan kegembiraan padamu. Jangan pernah lupakan ini: ketakjuban, damai, kegembiraan. Yesus ada didalamnya. Ini adalah balasannya.
Sekarang “Maradona” (Orang muda Argentina). Paus Fransiskus, apa yang akan kau katakan pada orang muda agar mereka dapat menemukan sifat mendalam dari Ekaristi?
Hal itu selalu membantu utnuk memikirkan Perjamuan Malam Terakhir. Kata-kata yang dikatakan yesus saat dia memberikan roti dan anggur, tubuhnya dan darahnya: “Lakukanlah ini untuk mengenang Aku”. Ingatan akan Yesus hadir disana; ingatan akan Yesus yang, dalam setiap Misa, ada disana, dan menyelamatkan kita! Ingatan sikap Yesus, yang kemudian pergi ke Taman Zaitun untuk memulai keinginan besarnya. Ingatan cinta sangat hebat sehingga dia memberikan hidupnya untukku! Masing-masing dari kalian bisa mengatakan hal ini.
Rahmat ingatan, yang mana aku bicarakan saat aku bicara tentang kakek dan nenek. Rahmat ingatan: Ingatan akan apa yang telah Yesus lakukan. Itu ukan hanya ritual, itu bukan upacara. Ada upacara yang indah, upacara militer, kebudayaan… tidak, tidak. Itu sesuatu yang lain: hal itu pergi ke sana, ke Calvary (Golgota), dimana Yesus memberikan nyawanya untukku. Masing-masing kalian harus mengatakan ini. Dengan ingatan ini, melihat Yesus, menerima tubuh dan darah Yesus, kau mendalami misteri Ekaristi. “Nah, Bapa, saat aku pergi ke Misa, aku merasa bosan…”. Karena itu bukanlah ritual. Kalau kau ingin mendalami misteri Ekaristi, ingatlah. Kata kerja ini indah, karena Paulus berkata pada murid kesukaannya --- Aku tidak mengingat apakah itu Titus atau Timothy, tapi untuk satu diantara keduanya, yang mana keduanya adalah uskup yang dia jadikan uskup. Ingatlah Yesus Kristus.
Ingatlah Yesus Kristus. Saat aku dalam Misa, disana, seperti dia memberikan hidupnya untukku. Inilah bagaimana mendalami misteri Ekaristi. Lalu, saat kau tidak pergi misa, tapi kau berdoa di depan Tabernakel, ingatlah kalau dia di sana, dan kalau dia memberikan nyawanya untukmu. Ingatan. Itu adalah amanat yang diberikan Yesus sendiri: “Lakukanlah ini untuk mengenang Aku”. Dengan kata lain setiap kali kau melakukan perayaan ini, ingatlah aku; setiap waktu kau berdoa di depan tabernakel, ingatlah ini. Dan jangan lupa yang dikatakan Santo Paulus kepada murid-muridnya, begitupun dengan uskup: Ingatlah Yesus Kristus.
Seperti ini mari kita tutup percakapan kita hari ini. Aku berterima kasih. Aku sudah memiliki pertanyaan ditulis, tapi aku belum membacanya. Apa yang kukatakan datang dari hati, seperti hal itu datang pada waktu itu.
Pikirkan kata-kata ini: ketegangan-dialog; konflik-menghargai-dialog; balasan perwujudan Yesus-pertemanan dengan Yesus: damai dan kegembiraan; bertemu dengan Yesus: ketakjuban, kegembiraan, damai; untuk mendalami Ekaristi: ingatan apa yang telah Yesus lakukan. Dan dengan demikian kau akan maju. Dunia memiliki banyak hal buruk, kita ada dalam perang; tapi ada juga banyak hal indah dan banyak hal baik, dan banyak santa tersembunyi diantara Orang Tuhan. Tuhan itu nyata. Tuhan itu Nyata dan ada sangat banyak, banyak alasan untuk berharap untuk maju. Breanilah dan maju!
Sebelum menanamkan berkat, mari kita minta Bunda Maria untuk menolong, karena saat anak mulai berjalan, mereka melihat tangan ibu mereka agar mereka tidak kehilangan jalan. Kita haruse pergi ke jalan hidup memegang tangan ibu kita. Mari kita berdoa untuk Bunda Maria, masing-masing kalian dengan bahasa kalian.
(Salam Maria dan Berkat)
Dan tolong, tolong, aku memintamu: jangan lupa untuk mendoakanku.
Tidakkah kau pikir dia menakjubkan?
Kalau Paus Fransiskus bisa membaca artikel ini, aku akan sangat senang dan merasa terhormat. Tapi, itu bukan masalah. Aku hanya ingin bilang padanya kalau dia sangat menginspirasiku dalam melanjutkan hidupku. Aku tidak bisa menjadi gadis yang sangat baik. Tapi aku sudah mencoba yang terbaik untuk jadi kuat, rendah hati, dan aku belajar untuk menghadapi ketegangan dengan bijak. Aku berharap agar Bapakku di Surga akan mengijinkanku bertemu dengannya secara langsung seuatu hari nanti. Dan aku percaya akan hal itu. Karena Dia bisa melakukan apapun, dan aku percaya pada-Nya.
Sekian. Terima kasih banyak sudah membaca artikel ini dan aku minta maaf jika bayak terjemahan yang salah atau ada kata-kata yang salah ketik. Aku sudah berusaha yang terbaik.
Terima kasih ^-^

0 komentar:

Posting Komentar