Cinta Pada Pandangan Pertama ?

Hari Selasa, 29 Desember 2015. Hari yang ingin selalu aku ingat. Hari yang membuatku tersenyum bahagia dan kadang berasa aneh. Jadi, aku pengen nulis momen ini di blog agar bisa aku ingat terus.
Aku sedang ada di sebuah mall bersama kedua adikku, Karen dan Nelson juga kedua sepupuku, Cecil dan James. Kami pergi ke TimeZone (Sebuah tempat permainan). Disana kami bermain macam-macam mainan yang seru dan mendapat banyak tiket yang bisa ditukar dengan hadiah.
Tapi tiba-tiba aku melihat seorang anak kecil yang tangannya dipenuhi darah. Dia mimisan. Karena aku juga sering mimisan, aku jadi ingin menolong. Belum sempat aku menolong, dia menghampiri seorang cowo. Dag.. Dig.. Dug.. Rasanya aku bisa merasakan detak jantungku. Oke, juju raja cowo ini keren, kece, dan kelihatannya sih baik. Nb : Kelihatannya dia juga blester, muka bule gitu. :v
Cowo itu langsung membawa anak kecil itu pergi. Dia meninggalkan permainannya yang belum selesai. Permainan basket (wow, anak basket). Tiba-tiba, James, Karen dan Nelson memainkan (melanjutkan) permainan cowo itu.
Ughhh… Rasanya aneh. Aku langsung bilang ke Cecil kalau aku merasa gak enak mereka memainkan permainan cowo itu yang belum selesai. Belum lagi ada tiket milik cowo itu yang ditinggalkan begitu saja. Jadi, aku dan Cecil pergi mencari cowo itu. Menurut pengalaman pribadi, jelas cowo itu akan pergi ke toilet.
Dan, yak. Saya benar sekali. Saat aku baru berbelok dari lorong ke kamar mandi, cowo itu dan ank kecil itu keluar dari toilet. Refleks, aku langsung berbalik. Mau mati rasanya menahan jantungku yang mau meledak. Rasanya bingung banget harus bilang apa ke dia dan gimana cara memulai percakapan. Aku gak mau membuat kesan yang buruk karena banyak orang langsung meilaiku negative saat bertemu.
Cecil hanya tersenyum melihat tingkah bodohku. Dia keluar dari lorong. Berfikir cepat! Aku langsung menghentikannya. “Sorry.” Kata pertama yang aku ucapkan. “kamu yang tadi main basket ya?” dia melihatku dan menjawab “iya” aku lupa dia senyum atau nggak. Sejenak aku melihat Cecil yang juga sedang melihatku. Senyum aneh muncul di wajahku. “Um… permainannya dimainin sama sodara-sodara aku. Maaf ya.” Dug.. dug.. dug… mau copot jantungku.
Tapi lalu dia bilang “oh, iya gakpapa kok.” Langsung aku berfikir CARI TOPIK LAGI! Spontan “Oke. Ini adiknya gakpapa?” Dia senyum OMG! “Iya. Tadi dia mimisan.” “Ohh…” Cuma itu yang bisa aku bilang! Sial, aku bisa aja nasehatin biar adeknya gak mimisan, Tanya nama, apapun! Tapi aku malah diem. Bodo! Bodo! Bodo! Aku sama sekali gak mikirin kalau mungkin aku gak akan bisa ketemu sama dia lagi!
Setelah balik ke TimeZone, aku mengambil tiket cowo itu dan menghampirinya. Dia sedang bersama dengan beberapa temannya mungkin? Pokoknya bersama beberapa laki-laki lain, kelihatannya sih lebih tua daripada cowo itu. Dan lagi-lagi aku bertingkah bodoh. Dan kata “Sorry” keluar lagi dari mulutku! Dia menerima tiket itu dan tersenyum sambil berterimakasih. Awww…
Akhirnya selesailah pertemuanku sama dia. Yah, kadang sambil main aku sambil liatin dia main basket sih. Atau dia main sama adeknya. Pokoknya liatin dia gitu. Mana si Cecil sama Karen malah berusaha ngambil foto dia lagi. Dia jadi kadang ngeliat ke arah kami. Kan rasanya jadi aneh, jangan-jangan dia berfikir aku aneh?! Ughh… Ntahlah apa yang dia pikirin tentang aku.
Setelah itu aku, Karen, Cecil, Nelson, dan James pergi ke supermarket. Saat sednag menyegel tas (aturan supermarket), James bilang kalau tas Nelson ketinggalan di TimeZone. Spontan aku langsung lari ke TimeZone. Capek banget rasanya. TimeZone dan supermarket itu beda lantai, dan jaraknya juga lumayan jauh. Meski pakai escalator, tetep aja capek.
Disana, ada dia (alasan lain aku datang) lagi menukar tiket sama teman-temanya. Tapi, aku langsung pergi ke tempat Nelson meninggalkan tasnya. Untunglah, tas itu masih ada dan tidak ada yang mengambil. Langsung aku ambil tas itu dan aku peluk dengan sangat erat. Barulah berasa kelelahanku berlari dengan sangat buru-buru.
Lagi-lagi mata nakalku melihat ke arahnya. OMG OMG OMG. Dia melihatku! Aku bingung dan aku hanya terdiam saja sambil memeluk tas seperti orang bodoh. Dan lalu, dia tersenyum. Yaampun, manisnya… Aku langsung membalas senyumnya. Dan lagi-lagi aku bertindak bodoh. Aku malah langsung berbelok ke arah keluar TimeZone.
Nelson baru sampai di TimeZone. Aku langsung memberikan tas itu padanya. Dan aku secara otomatis dan karena salah tingkah. Aku bilang “Fak ya!” Mungkin agak keras, ntahlah. Semoga cowo itu gak dengar. Semoga semoga semoga. Aku dan Nelson langsung pergi meninggalkan TimeZone. Aku gak berani lagi melihatnya. Aku langsung kabur gak melihat ke belakang. Selesai pertemuanku dengannya dan menyukainya tanpa mengenal namanya.
Kupikir aku akan bisa melupakannya. Tapi aku salah besar dan aku benar-benar tidak bisa melupakannya. Dia malah datang ke dalam mimpiku dengan senyumannya ya menenangkan.  Dan sampai sekarang, 5 Maret 2016… Dia datang ke mimpiku sebanyak 3 kali! Gila.
Pertama, aku melihatnya sekilas dengan sweater hitam yang dia pakai saat aku bertemu dengannya. Dia berdiri, dan tersenyum. Tapi lalu aku kabur, aku sadar itu dia. Tapi ntah bagaimana aku pergi.
Kedua, aku dan seorang cowo gandengan dan rasanya kayak kita pacaran. Aku sekilas melihat mukannya. Tapi aku gak yakin, aku hanya tau kalau itu dia. Dia nggandeng aku. Sweet.
Ketiga, aku chatting sama dia. Dia bilang kalau rumahnya ada di depan sekolahnya. Ntah gimana aku lalu datang ke sekolahnya dengan supriku. Aku melihat ada beberapa anak keluar, dan lalu ada seorang anak yang kelihatannya blester. Dia bukan anak yang mimisan. Tapi ntah gimana aku tau kalau anak kecil itu adik dari cowo itu. Terus aku menunggu cowo itu keluar. Belum aku melihat wajahnya, supirku menjalankan mobil meninggalkan sekolah itu. Mimpiku masih berlanjut, tapi gak penting. Aku tidak berhasil melihatnya.
Lebih anehnya lagi, sekarang aku gak inget wajahnya. Tapi aku yakin, saat aku ketemu dia, aku tau itu dia. Dan aku berharap pertemuan aku dan dia yang kedua akan lebih baik. Ntah kapan, biar Tuhan yang memutuskan. Tapi sekarang, aku hanya bisa mikirin dia, dia, dan dia. Seorang cowo yang sama sekali gak aku kenal. Seorang cowo dengan senyuman yang super manis dan menenangkan. <3

Yeay.... Oke, sekian artikel ini. Ini beneran loh, bukan fiktif. Aetikel ini juga sama sekali gak bermaksud nyinggung siapapun. Ini cuma berbagi pengalaman aja. Nama tokoh udah di ganti ya. Kalo ada kesalahan kata-kata dan pengetikan harap maklum. Masih pemula.

Terima Kasih ^-^

0 komentar:

Posting Komentar