Menghadapi Kerusakan Remaja



Hey.
Belakangan ini medsos lagi rame banget ngomongin anak di bawah umur yang upload foto mesra dan tidak lazim di akun socmed mereka. Ada yang marah-marah nyalahin ortu mereka. Ada yang Cuma merasa prhiatin dan sedih tapi tidak berbuat apa-apa. Ada yang malah membuat foto-foto itu menjadi meme untuk bercandaan.
Terus gimana sebaiknya kita menghadapi masalah ini ? Diem aja dan gak peduli ? Yah… Menurutku kalau kita diam saja memang salah. Karena ada cinta dalam amarah, nasehat, kekecewaan, perhatian, kekhawatiran, bahkan menghina. Hanya cara menyampaikan cinta itu yang berbeda-beda. Tapi tidak ada cinta dalam ketidakpedulian. Gitu sih kata guru di sekolahku.
Jadi, pertaman aku mendapat inspirasi untuk menulis artikel ini saat membaca artikel suatu aplikasi berita. Artikel itu merupakan surat untuk Ina Si Nonok  (Cewe yang menyebarkan foto …) yang berisi bahwa penulis itu lebih menyalahkan orang-orang sekitar Ina daripada Ina. Saya juga sempat sependapat bawa sebenarnya Ina hanya korban Globalisasi dan kurang perhatiannya masyakat sekitar. Dan menurutku juga bkejadian itu adalah akibat dari lalainya orang tua dalam menjaga anak.
Setauku, foto Ina dan pacarnya diambil di kos-kosan Ina. Saat itu hujan, dan pacar Ina berteduh di dalam kamar kos Ina. Katanya juga hal itu bukan yang pertama kali terjadi.  Dan juga warga sekitar tidak peduli dengan kebiasaan pacar Ina datang ke kamar kos Ina sampai saat foto itu beredar. Lalu warga marah dan memganggap Ina telah merusak nama baik desanya. Setelah itu, mulai bermunculan akun-akun baru dengan nama Ina Si Nonok untuk mencari sensasi. Bukan hanya itu, ada juga akun dengan nama lain mengaku sebagai cewe yang ada di foto itu dan  kalau akun Ina Si Nonok dibuat oleh otang yang tidak suka padanya. Ada juga cowo yang mengaku sebagai cowo di foto itu. *Aku gak hafal namanya.
Kasus ini semakin heboh, dan ada beberapa anak lain yang juga mengupload foto mesra dengan pacar mereka.
Aku akan mengawali kepedulianku dengan nasehat untuk remaja di luar sana.
 Aku sama sekali gak bermaksud untuk menggurui. Aku juga gak bermaksud untuk terlihat lebih baik dari kalian. Karena memang pada faktanya, aku memang juga manusia berdosa. Sedikit sharing, aku juga pernah hampir berbelok ke jalan yang salah. Aku hampir kehilangan tujuan hidupku. Tapi puji syukur, Tuhan selalu mengirimkan malaikat-Nya untuk menjagaku. Sampai sekarang, aku berhasil menjaga kartu V-ku, harga diriku, dan nama baik keluargaku.
Mungkin kalian mulai berfikir aku menyombongkan diri. Tapi tidak. Aku sama sekali tidak berbeda dengan kalian. Aku masih remaja, bahkan hanya seorang anak kecil. Aku pernah masuk ke jalan yang salah dan berdosa. Dan percayalah, aku sama sekali tidak lebih baik dari kalian. Bahkan, kita sebenarnya sama. Kita memang adalah korban Globalisasi. Dan untuk menjaga diri dari pengaruh Globalisasi itu memang sulit.
Tapi, saat kita sudah berbuat salah, bukan berarti kita tidak bisa memperbaiki kesalahan kita. Kadang, kesalahan kita memang sangat besar dan serasa seperti tidak ada cara lain untuk menebusnya dan rasanya semua sudah terlambat.
Kalian belum terlambat. Tuhan itu pengasih, dan pemaaf. Dia akan memberikan saat kita meminta. Dia akan memaafkan kita kalau kita meminta maaf padanya. Tapi sebelum kita dimaafkan, akan sangat baik kalau kita memaafkan diri kita lebih dulu. Mungkin banyak orang akan menghina kamu, dan bahkan merendahkan kamu. Tapi kadang masalahnya bukan ada pada perlakuan orang lain ke kita. Tapi bagaimana kita memperlakukan dan menghargai diri kita sendiri.
Waktu tidak bisa diputar kembali. Tapi masa depan masih belum tersentuh. Jadi jangan terpaku pada masa lalu dan masa kini. Fokuslah pada masa depanmu. Berubah jadi lebih baik. Kita tidak bisa memulai cerita yang baru kalau kita masih terus membaca cerita yang sebelumnya. Belajarlah untuk memaafkan masa lalu dan berlatihlah untuk menghadapi masa depan.

Buat kalian orang-orang yang menyalahkan para remaja karena kelakuannya. Kalian yang malah marah-marah dan menghina para remaja yang kelakuannya buruk. Aku, ada beberapa pesan untuk kalian.
Kalian salah. Kalian menyalahkan remaja-remaja yang salah bergaul. Kalian menghina mereka dan menganggap rendah mereka. Bahkan ada kabar kalau remaja yang ketahuan melakukan itu akan kalian arak telanjang ?! Bagaimana aku bisa membenarkannya?
Oke, aku akan berfikir seperti kalian. Seorang remaja mencoret nama baik daerah kalian, mengupload fotonya dengan pacarnya yang tidak lazim dan mempermalukan desa kalian. Kalian marah akan perbuatan remaja itu. Karena remaja itu, kalian malu. Kalian di cap buruk oleh Indonesia. Kalian marah dan menyalahkan remaja itu karena tidak bisa menjaga diri.
Tapi, kenapa baru sekarang kalian marah ? Saat foto itu tersebar dan semuanya tau. Kenapa saat si cowo datang & menginap kalian diam saja ? Kenapa baru sekarang kalian peduli. Dan begitu kalian peduli, kalian malah menyalahkan para remaja.
Remaja. Kami masih remaja. Kami butuh pengarahan dan bantuan untuk memilih jalan. Saat kami tersesat, kami butuh penunjuk jalan. Kami belum tau & mengerti lika-liku kehidupan ini.  Tapi kalian tidak ada yang melarang si cowo menginap lebih dari sekali. Lalu kenapa kalian berhak untuk marah?
Kalau kalian sudah menasehati para remaja dan mereka tidak mendengarkan sehingga mereka tersesat, kalian boleh marah. Tapi kalau selama ini kalian tidak melakukan apa-apa, kalian tidak berhak untuk tiba-tiba marah dan malah menyalahkan para remaja. Karna kalian juga sebelumnya tidak peduli.

Untuk kalian yang merasa sedih dan prihatin.
Terima kasih karena kalian memberikan ekspresi yang tepat. Hal ini menurutku memang sangat pantas untuk diprihatinkan dan membuat kita sedih.  Bagaimana generasi muda Indonesia sudah mulai rusak. Dan sekarang bagaimana kurangnya perhatian orangtua dapat sangat mempengaruhi pengetahuan dan kepribadian anak.
Aku setuju dengan keprihatinan kalian. Tapi aku tidak setuju dengan sikap kalian yang hanya memendamnya. Memang tidak semua dari kalian, tapi untuk mereka yang hanya memendam keprihatinannya dalam diam. Kalian tidak seharusnya seperti itu.
Memang, mungkin kalian tidak ingin ikut campur dalam masalah ini. Kalian tidak mau ada perdebatan dan kalian memilih untuk diam saja. Tapi, bukankah itu berarti kalian membiarkan amarah menang ? Kalian membiarkan orang-orang brutal memarahi dan mem-bully para remaja. Sedangkan kalian tenggelam dalam keprihatinan dan kesedihan.
Sebenarnya, kalau kalian hanya diam itu artinya kalian tidak peduli. Kalian harus berani untuk memberi nasehat bukan hanya pada para remaja, tapi juga pada mereka yang emosinya tinggi.  Mungkin nantinya aka nada sedikit perdebatan. Tapi bukankah kita tidak boleh membiarkan negri kita ini hancur generasinya ?
Cobalah untuk membuka mulut dan bersuara. Jangan hanya bersedih membaca hinaan dan melihat foto-foto rusak. Kita harus berani untuk bertindak dan membenarkan cara menghadapi kerusakan remaja. Mulai dari diri kita sendiri, dan siapa tau kita bisa membangun keberanian yang lain untuk bersuara juga.

Yaudah. Sekian aja sih artikel ini. Kalau ada kritik bisa e-mail atau comment atau apapun. Artikel ini sama sekali gak bermaksud menyinggung siapapun atau membela siapapun. Kalau ada kesalahan di sana sini mohon makslum.


Makasih ^-^

0 komentar:

Posting Komentar